Mengapa Menara Kembar Runtuh?
Bukti Fisik dan Kesaksian
Sumber:
http://www.consensus911.org/point-tt-8/
Pengantar
Menurut
versi-versi resmi yang beragam mengenai keruntuhan Menara Kembar, gedung
tersebut runtuh akibat tumbukan pesawat dan dampak kebakaran yang ditimbulkannya.
Namun bukti independen – baik bukti fisik maupun kesaksian – menentang
kesimpulan ini.
Laporan Resmi
Menara
Kembar runtuh hanyalah karena tumbukan pesawat dan kebakaran yang ditimbulkannya.
Ini adalah kesimpulan awal dari laporan tahun 2002 dari Agen Manajemen Keadaan
Darurat Federal (FEMA).[1] Pernyataan ini
ditegaskan oleh Laporan Komisi 9/11 tahun 2004.[2] Dan ditegaskan
kembali dengan laporan yang paling menyeluruh oleh Badan Standard dan Teknologi
Nasional (NIST) yang diterbitkan tahun 2005,[3] yang padanya
ditambahkan: “NIST tidak menemukan bukti yang
mendukung terhadap hipotesis alternative bahwa menara WTC runtuh karena
peruntuhan terkendali.” Secara khusus, NIST menyatakan, “tidak ada bukti apapun
. . .mengenai letupan atau ledakan di area di bawah lantai yang terkena
tabrakan dan kebakaran.” (Batasan ini penting, karena ada kemungkinan
terjadinya ledakan yang disebabkan api pada lantai yang terbakar.)[4]
Bukti Terbaik
Kesaksian
dan bukti fisik menunjukkan bahwa cerita resmi ini – versi manapun itu – adalah
cerita bohong. Mark Loizeaux, kepala Controlled Demolition, Inc., sempat
menyatakan: “Jika saya harus meruntuhkan kedua menara, saya akan meletakkan
bahan peledak di lantai basement agar berat bangunan membantu keruntuhan
struktur.”[5]
Gabungan
antara kesaksian dan bukti fisik menguatkan bahwa hal itulah yang sebenarnya
terjadi.
Bukti
Kesaksian
Banyak
petugas pemadam kebakaran dan yang lainnya melaporkan ledakan-ledakan yang
terjadi di bawah lantai yang tertabrak pesawat dan terbakar. Sebagai contoh:
- Genelle Guzman, yang terakhir diselamatkan dari reruntuhan WTC 1, melaporkan bahwa ketika dia turun menuju lantai 13 sekitar 20 menit sebelum Menara Utara runtuh, dia mendengar sebuah “ledakan besar” dan “dinding di hadapan saya menguak dan melempar saya ke sisi lain.”
- Petugas pemadam kebakaran Edward Cachi mengatakan: “Ketika opsir saya dan saya memandangi Menara Selatan, gedung ini luruh. Gedung ini luruh pada lantai di bawahnya, bukan pada lantai yang tertabrak pesawat . . . Itu terjadi berurutan, buum, buum, buum, dan menara pun runtuh.”[6]
- Petugas pemadam kebakaran Kenneth Rogers mengatakan: “Ada sebuah ledakan di Menara Selatan [WTC 2] . . .Dari satu lantai merembet ke lantai lainnya. Ledakan di satu lantai diikuti lantai di bawahnya secara berurutan, dan ketika sampai ke lantai ke-lima saya melihat bahwa itu adalah ledakan bom, karena nampak seperti hal yang sengaja direncanakan.”[7]
- Stephen Evans, koresponden New York untuk BBC, mengatakan: “Saya berada di dasar menara ke-dua . . . yang ditabrak pesawat . . . Ada sebuah ledakan . . . Dasar gedung terguncang . . . Kemudian ada serangkaian ledakan.”[8]
- Petugas pemadam kebakaran Louie Cacchioli melaporkan bahwa ketika dia memasuki lobby WTC, dia melihat pintu-pintu elevator meledak . “Ketika itu saya sempat berpikir,” katanya, “bagaimana bisa secepat ini jika sebuah pesawat menabrak dari atas?” Ketika sampai ke lantai 24, dia menemukan debu dan asap tebal, yang membingungkan dia karena faktanya pesawat tersebut menabrak gedung 50 lantai di atasnya.[9]
Ada
pula laporan mengenai ledakan-ledakan langsung di lantai basement. Sebagai
contoh:
- Petugas pembersih kantor William Rodriguez melaporkan bahwa dia dan 14 orang lainnya di Menara Utara mendengar dan merasakan ledakan-ledakan di bawah kantor basement 1 sebelum tabrakan pesawat, katanya, lantai yang diinjaknya bergetar dan “seluruh benda mulai bergoyang.” Beberapa detik kemudian, dia menambahkan, “Saya mendengar ledakan lagi di lantas atas . . . Meskipun saya tak menyadarinya saat itu, itu adalah bunyi pesawat menabrak menara.” Apapun kejadiannya, katanya, rekan sekerjanya Felipe David, yang berada di depan elevator barang, muncul ke ruangan kantor dengan luka bakar serius di wajah dan tangannya sambil berteriak, “ledakan! Ledakan! Ledakan!”[10]
- Laporan Rodriguez dikuatkan oleh José Sanchez, yang berada di ruang kerjanya di basement 4. Sanchez berkata bahwa dia dan rekan kerjanya mendengar sebuah ledakan keras yang “bunyinya seperti sebuah bom,” setelah itu “sebuah bola api yang sangat besar menyerbu lift barang.” [11]
- Insinyur Mike Pecoraro, yang sedang bekerja di basement 6 Menara Utara, mengatakan bahwa setelah adanya sebuah ledakan dia dan rekan kerjanya naik ke lantai C, yang ada toko kecil penjual mesin. “Di sana tak ada lagi sesuatupun kecuali puing-puing,” kata Pecoraro. “Sebuah mesin pres hidrolik 50 ton telah lenyap!” Lalu mereka menuju tempat parkir, namun itu pun telah lenyap. Kemudian di lantai B, mereka menemukan bahwa pintu kebakaran yang terbuat dari baja dan beton, yang beratnya 300 pon, telah ringsek “seperti lembaran aluminum foil.” [12]
Tambahan
lagi, jika memang ada ledakan di lantai basement sebelum keruntuhannya, dapat
kita perkirakan akan menyebabkan tanah berguncang. Faktanya, beberapa orang
melaporkan adanya guncangan tanah ini.
- Teknisi kesehatan Lonnie Penn mengatakan hal itu sebelum Menara Selatan runtuh, “Saya merasakan guncangan tanah, saya berbalik arah dan berlari menyelamatkan diri. Saya berlari sejauh kantor Financial Center ketika keruntuhan terjadi.” [13]
- Petugas patrol kebakaran Paul Curran bahwa dia sedang berdiri dekat Menara Utara ketika, “tiba-tiba tanah mulai bergetar. Rasanya seperti getaran yang timbul saat kereta api lewat . . . Kemudian kami memandang ke atas dan menara pun runtuh.” [14]
- Letnan Bradley Mann dari Departemen Pemadam Kebakaran melihat bagaimana kedua menara mengalami keruntuhan. “Sesaat sebelum menara pertama runtuh,” katanya, “saya merasakan tanah bergetar. Saya mendengar suara yang sangat keras, dan debu puing beterbangan dimana-mana. Orang-orang pun mulai berlarian.” Setelah kembali, dia berkata, “Pada dasarnya kami merasakan hal yang sama: Tanah berguncang kembali, kami mendengar suara yang sangat keras dan melihat bagaimana menara ke-dua runtuh.”[15]
Bukti
Fisik
Selain
bukti kesaksian mengenai ledakan di kedua menara, ada bukti fisik yang
ditunjukkan oleh sifat keruntuhannya, yang hanya dimiliki oleh ciri-ciri
keruntuhan bangunan yang disengaja melalui peruntuhan terkendali. Sebagai contoh:
- Kejadian tiba-tiba: Dalam peruntuhan terkendali, keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba: Sebelum runtuh gedung sama sekali tak bergerak, sesaat kemudian tiba-tiba runtuh. Namun jika baja mengalami pemanasan, ia tak langsung menekuk atau patah, melainkan melengkung dan menggelayut. Jadi, jika pun panasnya api menjadi penyebab keruntuhan, kejadiannya akan bertahap. Sedangkan video kejadian menunjukkan bahwa gedung sama sekali tidak bergerak hingga sesaat sebelum mengalami keruntuhannya.[16]
- Langsung Jatuh ke Bawah: Hal paling penting dalam peruntuhan terkendali terhadap bangunan tinggi, yang berdekatan dengan bangunan lain, adalah bahwa keruntuhannya harus langsung ke bawah. Mark Loizeaux mengatakan bahwa diperlukan perencanaan yang hati-hati untuk memasang peledak “agar bangunan runtuh sesuai yang kita inginkan, sehingga . . . taka da bangunan lain yang rusak.”[17] Jika saja Menara Kembar berlantai 110 ini terguling, bukannya meluruh ke bawah, akan menimbulkan kerusakan yang sangat besar pada bangunan sekitar; namun kenyataannya tidak demikian.[18]
- Percepatan keruntuhan yang konstan: Pengukuran menunjukkan bahwa ketika Menara Utara runtuh, percepatannya konstan di sekitar dua pertiga percepatan gravitasi.[19] Percepatan seperti ini tidak bersesuaian dengan penjelasan resmi mengenai keruntuhan bangunan ini. Penjelasan resminya mengklaim bahwa bangunan bagian atas yang tertabrak pesawat runtuh menimpa struktur di bawahnya dan mengawali keruntuhan total. Jika demikian yang terjadi, lantai-lantai bagian bawah akan memberi hambatan yang berarti, dan bangunan atas yang runtuh ke bawah akan terlihat melambat karena terjadi tumbukan. Seperti yang Nampak di video-video, dan dengan pengukuran cermat terhadap gerakan bagian atas bangunan, lantai-lantai atas bangunan jatuh menimpa lantai-lantai di bawahnya dengan laju percepatan tinggi yang konstan, dan tidak ada perlambatan yang menyertainya ataupun tumbukan. Ini berarti bahwa penjelasan resmi itu hanyalah kebohongan.[20]
Jelaslah
bahwa kebanyakan kolom di lantai bawah mestinya telah dihancurkan oleh kekuatan
di luar gravitasi, seperti kekuatan ledakan, sehingga ketika lantai di atasnya
jatuh hanya menerima hambatan yang tak berarti.
Analisis
ini telah divalidasi dengan pengukuran Teknik Verinage pada peruntuhan bangunan, yang menggunakan teori momentum
dan energi kinetik terhadap bagian bangunan atas yang jatuh menimpa bagian
bawahnya tanpa menggunakan bahan peledak. Dalam kasus-kasus ini, perlambatan
pada bangunan atas yang jatuh dapat teramati dengan jelas.[21]
Akhir-akhir
ini telah diterbitkan hasil analisis lebih jauh yang menunjukkan bahwa kolom-kolom
Menara Utara tidak mungkin ikut menahan keruntuhan.[22]
- Keruntuhan Total: Gedung setinggi 110 lantai ini runtuh menjadi puing-puing setinggi beberapa lantai saja, padahal bangunan ini memiliki 283 kolom besar per lantainya, dengan 236 kolom-box baja besar yang terpasang rapat sebagai bagian dari rangka Vierendeel di bagian eksteriornya, dan pada inti kedua bangunan ada 47 kolom-box, yang dasarnya berukuran sangat besar.[23]
- Peremukan dan Awan Debu: “Di lokasi World Trade Center,” kata Colonel John O’Dowd of the U.S. Army Corps of Engineers, “nampaknya segala sesuatu [kecuali baja] remuk”[24] Meskipun agak berlebihan, banyak bagian gedung non-metalik remuk menjadi partikel debu yang kecil, dan menyebabkan awan debu yang besar, yang menghalangi pandangan selama setengah jam setelah masing-masing keruntuhan – meski menurut laporan resmi hanya melibatkan percepatan gravitasi dan kebakaran saja.[25]
Ketika
menyangkal pandangan bahwa keruntuhan kedua menara merupakan hasil peruntuhan
terkendali, NIST menyatakan: “Bukti video . . . tanpa ragu menunjukkan bahwa
keruntuhan merambat dari atas ke bawah.”[26]
Argumen
yang dibuat NIST ini menyiratkan dua praanggapan bahwa: 1. Peruntuhan
terkendali harus dimulai dari bawah, 2. Keruntuhan Menara Kembar dimulai dari
atas.
Namun
kedua praanggapan ini tidak benar.
1.
Seperti pernyataan pertama dari Mark Loizeaux di atas,peruntuhan terkendali
biasanya dimulai dari bawah. Sementara, ahli fisika Steven Jones telah menunjukkan,
peruntuhan atas-ke-bawah pada menara ini merupakan “peruntuhan terkendali yang
tidak biasa, namun jelas memungkinkan, tergantung pada urutan peledakan bahan
peledaknya.”[27] Sebaliknya, keruntuhan
alami gravitasional yang meniru fenomena yang teramati ini adalah hal yang
mustahil.
2.
Meskipun keruntuhannya nampak seolah, bagi penonton tv, dimulai dengan tabrakan
pesawat dan kebakaran, sebagian besar dimulai, seperti bukti kesaksian di atas,
dengan ledakan-ledakan di lantai basement. Cukup menarik bahwa
keruntuhan-keruntuhan ini juga dimulai pada lantai diatas lokasi tabrakan.
Bukti
Seismik
Gelombang-gelombang
seismik memberikan jenis bukti lain bahwa kedua bangunan diruntuhkan dengan
bahan peledak yang di pasang di bawah tanah. Masalah ini dibahas pada Mengapa Menara
Kembar Runtuh? Bukti Seismik.
Kesimpulan
NIST
mempertahankan klaimnya bahwa Menara Kembar runtuh hanya karena tumbukan
pesawat dan kebakaran yang diakibatkannya. NIST berargumen bahwa tidak ada bukti bahwa gedung ini
diruntuhkan dengan cara peruntuhan terkendali dan bahwa, secara khusus, tidak ada
ledakan di bawah lantai-lantai yang terbakar.
Bertentangan
dengan itu, ada banyak laporan mengenai ledakan-ledakan di bawah lantai yang
terbakar, termasuk ledakan yang sangat besar di lantai basement, serta laporan
tentang adanya guncangan tanah yang dirasakan di luar gedung.
Selain
bukti saksi ini, keruntuhan gedung menunjukkan beragam karakteristik yang
mencirikan peruntuhan terkendali yang tak dapat dijelaskan oleh sebab lain.
Bukti
fisik jenis lainnya diberikan oleh grafik seismic, seperti dibahas dalam Bukti
Seismik.
Karenanya
dapat disimpulkan bahwa pendapat yang disajikan FEMA, Komisi 9/11, dan NIST
–
bahwa tidak ada bukti ledakan di Menara Kembar sebelum keruntuhan terjadi –
Jelas
tak dapat dipertahankan.
Rujukan
[5] Quoted in Christopher Bollyn, “New Seismic Data Refutes
Official Explanation,” December 14, 2004, available at Shroomery.
[9] Greg Szymanski, “NY Fireman
Lou Cacchioli Upset that 9/11 Commission ‘Tried to Twist My Words,’” Arctic
Beacon.com, July 19, 2005.
[10]Greg Szymanski, “WTC
Basement Blast and Injured Burn Victim Blows ‘Official 9/11 Story’ Sky High,” Arctic
Beacon.com, June 24, 2005.
[11] Greg Szymanski, “Second WTC
Janitor Comes Forward With Eye-Witness Testimony Of ‘Bomb-Like’ Explosion in
North Tower Basement,”
ArcticBeacon.com, July 12, 2005.
[12] “We Will Not Forget: A Day of Terror,” The Chief
Engineer, July, 2002. “Some of the burning fuel
shot up and down the elevator shafts, blowing out doors and walls on other
floors all the way down to the basement.” But besides providing an
implausible answer to reports such as the one by Louie Cacchioli above, it
provides an even more implausible response to Pecoraro’s report about the
hydraulic press (which weighs about 650 lbs.) and the door.
[15] 9/11 Oral
History of Bradley Mann, November 7, 2001, 5-7. See also Graeme MacQueen, “Did the
Earth Shake Before the South Tower Hit the Ground?” Journal of 9/11
Studies, July 9, 2009, pp. 26 ff.
[16] Richard Gage, the founder of Architects and Engineers for
9/11 Truth, emphasizes the rapid onset of the buildings in his various
presentations. See video with discussion on “911 Truth
on the Fifth Estate Part 1 of 4 Richard Gage – Architects & Engineers For
911 Truth – CBC Canada”. For Gage’s full-length presentation, see “Blueprint for Truth”. See also “WTC North Tower Exploding,
David Chandler, AE911Truth”, or Chandler, “Downward
Acceleration of the North Tower”.
[19]See David Chandler, “Downward Acceleration of the
North Tower”,
and “Destruction
of the World Trade Center North Tower and Fundamental Physics,” Journal of 911
Studies, February 2010.
[20]See Graeme MacQueen and Anthony Szamboti, “The
Missing Jolt: A Simple Refutation of the NIST-Bazant Collapse Hypothesis” Journal of 911
Studies, January 2009.
[22] See Gregory Szuladzinski, Anthony Szamboti, and Richard
Johns, “Some
Misunderstandings Related to WTC Collapse Analysis” International
Journal of Protected Structures, 4/2, June
2013.
[23] See “9/11: Blueprint for Truth –
The Architecture of Destruction”; “WTC North Tower Exploding,
David Chandler”.
[24] “The World
Trade Center: Rise and fall of an American Icon,” History
Channel, September 8, 2002.
[25] See “9/11: Blueprint for Truth –
The Architecture of Destruction”; “WTC North
Tower Exploding, David Chandler”.
[27]
Jones, “Why Indeed
Did the WTC Buildings Collapse?” Journal of 9/11 Studies,
September 2006/Volume 3, 26.
Komentar
Posting Komentar
Silakan tuliskan komentar Anda