Langsung ke konten utama

KEKUATAN DOA Bab 10 - Ahmed Hulusi



10
APAKAH TERLALU BANYAK BERDZIKIR BISA MEMBUAT ANDA GILA?





“Jangan terlalu banyak berdzikir atau Anda akan kehilangan arah!” adalah perkataan yang sering terdengar di antara umat Muslim... Pernyataan yang jauh dari kenyataan ini semata berdasarkan pada pengkondisian budaya yang didorong oleh kejahilan.

Sementara Al-Qur'an terus-menerus menganjurkan amalan dzikir, baik ketika berdiri, duduk maupun ketika berbaring, sayang sekali bahwa perspektif yang dilahirkan oleh orang-orang yang jahil menjauhkan umat dari berdzikir karena rasa takut.

“Mereka (orang-orang yang telah mencapai esensi realitas) mengingat Allah ketika berdiri atau duduk atau (berbaring) pada sisi tubuh mereka dan mereka merenungkan penciptaan langit dan bumi (bergantung pada hari, jagat raya dan kedalamannya, atau dipandang dari segi otak, tempatnya tubuh dan sifat-sifatnya) dan berkata, 'Rabb kami, Engkau tidak menciptakan semua ini dengan sia-sia! Engkau itu Subhan (terbebas dari menciptakan apa-apa yang tidak bermakna, Engkau dalam keadaan menciptakan yang baru di setiap saat)! Lindungilah kami dari api yang membakar (terjauhkan dari kemampuan untuk mengevaluasi manifestasi-manifestasiMu).'”48

Manusia selalu berada dalam salah satu dari tiga keadaan berikut... Dia sedang berdiri tegak di atas kakinya, sedang duduk atau sedang berbaring. Ayat di atas jelas-jelas mengatakan kepada kita untuk melakukan dzikir dalam semua keadaan di atas. Dengan kata lain, kita harus berusaha untuk sibuk berdzikir di setiap saat dan di setiap keadaan. Dimanapun kita berada, baik memiliki wudlu ataupun tidak, kita mesti berdzikir untuk mengembangkan otak kita dan mencapai keyakinan kepada Allah.

Saya telah menasihati banyak peminum, bahkan alkoholik, untuk mengamalkan dzikir. Dan mereka mulai mengamalkannya meskipun sedang berada di bar atau di klab, satu tangan memegang tasbih dan tangan lainnya memegang minuman. Namun, karena dampak yang sangat besar dari dzikir terhadap perkembangan otak dan peningkatan wawasan, mereka dapat berhenti minum dengan sendirinya dan mulai melaksanakan amalan-amalan spiritual, seperti halnya shalat lima waktu dan pergi haji.

Menurut saya, dzikir adalah kunci tunggal yang unik bagi masa depan karena ia merupakan alat yang paling efektif dan ampuh untuk meningkatkan kapasitas otak. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang kehilangan arah setelah terlalu banyak berdzikir?

Mesti saya jelaskan dengan sebenar-benarnya bahwa tidak ada orang normal yang bisa rusak mentalnya karena melakukan dzikir!

Sebenarnya, ada banyak orang yang memiliki kecenderungan psikopatik dan megalomaniak, namun kondisi mereka baru terungkap pada tahap-tahap kemudian di dalam hidupnya. Orang dengan kecenderungan seperti ini pada suatu ketika bisa saja melakukan dzikir, dan setelah itu kondisi penyakitnya kemudian nampak. Mereka yang mempunyai kepentingan pribadi berusaha memanfaatkan ini dengan menghubung-hubungkannya dengan praktek doa dan dzikir dengan maksud menjauhkan orang-orang dari mengamalkannya.

Meskipun tarikat-tarikat dilarang di Turki, ada syeikh di setiap kota di Turki dan hampir setengah populasinya merupakan darwis. Jadi secara kasar ada sekitar sepuluh juta orang yang melakukan dzikir di Turki. Berapa persen dari mereka atau berapa banyak dari mereka yang telah kehilangan kesehatan jiwanya karena melakukan dzikir?

Tidak ada orang yang normal, sehat lahir dan batin yang akan menjadi gila karena melakukan dzikir; ini saya katakan dengan sangat yakin. Jika satu orang dari sepuluh juta menjadi sakit, saya anjurkan Anda melakukan penelitian terhadap latar belakang kesehatannya. Mungkin penyimpangan yang terjadi padanya berkaitan dengan gen dan kelahirannya.

Orang yang sehat lahir dan batin dan sehat pikirannya tidak akan pernah mengalami akibat yang berlawanan terhadap kesehatannya karena berdzikir. Bahkan, dzikir dapat menjadi sarana penyembuhan bagi mereka yang memiliki kondisi semacam ini; dapat menimbulkan keseimbangan terhadap kecenderungan-kecenderungan ekstrim mereka.


48  Al-Qur'an 3:191

Lihat Bab-1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bentuk Bumi Dalam Qur'an

Bentuk Bumi Bulat (Arti Kata KAWARA dan DAHAHA) Dahulu kala, orang percaya bahwa bumi datar. Berabad-abad, manusia takut untuk bepergian terlalu jauh, jika melanggar maka akan terjatuh di pinggiran bumi. Sir Francis Drake adalah orang pertama yang membuktikan bahwa bumi bulat setelah berlayar mengitarinya di tahun 1597. Perhatikan ayat Quran tentang perubahan siang dan malam. "Tidakkah engkau melihat bahwa Allah memasukkan malam kedalam siang dan memasukkan siang kepada malam?"[Al-Qur'an 31:29] Kata 'memasukkan' disini mengandung pengertian bahwa malam secara perlahan berubah kedalam siang, demikian pula sebaliknya.Fenomena ini hanya bisa terjadi jika bumi berbentuk bulat. Jika bumi datar, maka perubahan antara siang dan malam akan seketika, tidak perlahan-lahan.      Ayat berikut juga menyinggung bahwa bentuk bumi bulat. "Dia ciptakan langit dan bumi dengan benar. Dia menggulungkan malam pada siang, dan menggulungkan siang atas malam ."[Al-Qur'

Gunung Sebagai Pasak

Ayat Al-Quran Tentang Gunung: Sumber: www.islam-guide.com Alih Bahasa: T.J. Sagwiangsa Sebuah buku yang berjudul Earth  merupakan textbook rujukan mendasar di banyak universitas di seluruh dunia.  Salah seorang pengarangnya adalah Professor Emeritus Frank Press.  Dia merupakan Penasehat Sains bagi Presiden Amerika Serikat terdahulu Jimmy Carter, dan menjabat selama 12 tahun sebagai Direktur di National Academy of Sciences, Washington, DC. Bukunya menyatakan bahwa gunung-gunung memiliki akar di bawahnya. 1   Akar-akar ini tertancap dalam di dalam tanah, karenanya, gunung-gunung memliki bentuk seperti sebuah pasak  (lihat Gambar 7, 8, dan 9).   Gambar 7:  Gunung-gunung memiliki akar yang dalam di bawah permukaan tanah. ( Earth , Press dan Siever, hal. 413.) Gambar 8:  Penampang skematik.  Gunung-gunung, seperti halnya pasak, memiliki akar yang tertancap di dalam tanah ( Anatomy of the

Siapa Pengarang Perjanjian Baru?

Kitab Perjanjian Baru Alih bahasa dari: The New Testament Oleh: Dr. Lawrence Brown, M.D. www.TrueToJesus.com Keduanya membaca Al Kitab siang dan malam, Yang kaubaca hitam sedangkan bagiku putih -          Mark Twain, Letters from Earth, Vol. II Tentu saja, sikap sentimen Blake di atas bukan sesuatu yang baru. Kitab Perjanjian Baru mengandung banyak ketidakkonsistenan yang menelurkan beragam interpretasi, keyakinan, agama yang memusingkan, yang kesemuanya dinyatakan berlandaskan Al Kitab. Dan kita pun menemukan satu pengarang yang mengusulkan hasil pengamatan yang menghibur: Anda bisa dan tidak bisa, Anda harus dan tidak harus, Anda akan dan tidak akan, Dan Anda akan dikutuk jika Anda melakukannya, Dan Anda akan dikutuk jika Anda tidak melakukannya.[1] Mengapa banyak ragam sudut-pandang? Pertama, kelompok-kelompok teologi yang berbeda berselisih pendapat mengenai kitab yang mana yang harus dimasukkan kedalam Al-Kitab. Naskah apokrip (tak jelas siapa