Langsung ke konten utama

Penyaliban Yesus Menurut Manuskrip Kuno


APOKALIPSE PETER
Dari: The Cross & The Cresscent; An Interfaith Dialogue Between Christianity and Islam
Pengarang: Jerald Dicks, M. Div., Psy. D.
Alih Bahasa: T. J. Sagwiangsa

Sumber
Apokalipse Peter merupakan salah satu manuskrip yang menarik di awal Kekristenan. Muncul ke permukaan pada tahun 1945 melalui temuan arkeologi yang sangat penting di Naga Hammadi, Mesir. Temuan-temuan ini berhasil menggali pustaka manuskrip papirus abad keempat masehi, yang kebanyakan berbahasa Koptik. Berdasarkan sumber ini, pembuatan terakhir dari Apokalipse Peter kemungkinannya adalah di abad ke-empat masehi. Namun, analisis literal menyeluruh terhadap manuskrip ini menunjukkan bahwa Apokalipse Peter diperkirakan ditulis di abad ke-tiga masehi.

Bukti
Dalam kutipan berikut dari Apokalipse Peter, penulis membuat cetakan miring untuk menyoroti kata dan frase kalimat yang penting. Kata dan kalimat yang menggambarkan bahwa karya apokalipse  ini menegaskan bahwa penyaliban Yesus Kristus hanyalah penampakan semata, bukan kenyataan. Yesus nampak seolah dikejar oleh tentara, padahal pada kenyataanya tetap berada di samping Peter, dan beliau menjelaskan kepada Peter pemahaman yang sebenarnya tentang peristiwa penyaliban. (Namun dalam kalimat berikutnya disebutkan bahwa pada awalnya Yesus dikejar, kemudian dilepaskan. Hal yang akan dibahas lebih lengkap ketika membahas injil-injil kanonik.) Korban yang disalib merupakan pengganti atau replika dari Yesus, yang kemudian teridentifikasi sebagai iblis.
       ‘Ketika beliau mengatakan hal-hal itu, saya (Peter, pen) melihat beliau seolah sedang dikejar mereka. Dan saya pun bertanya, “Siapa yang saya lihat, Paduka, Anda itu yang mereka tangkap, ataukah yang sedang memegangi saya? Lalu siapa yang seorang lagi, yang gembira dan sedang tertawa di atas pohon? Dan yang seorang lagi yang kaki dan tangannya sedang mereka pukuli?” Sang Juru Selamat berkata kepadaku, “Dia yang kau lihat di atas pohon, yang gembira dan sedang tertawa, adalah Yesus yang hidup. Sedangkan orang yang tangan dan kakinya sedang dipaku adalah tubuh jasmani, pengganti yang dihinakan, seseorang yang dijadikan menyerupainya. Tapi pandangi lah dia dan aku.” Namun aku, setelah melihat, berkata, “Paduka, tak seorang pun melihat Anda. Mari kabur dari sini.” Namun beliau berkata kepadaku, “Sudah kukatakan kepadamu, jangan hiraukan mereka yang buta! Dan kamu, perhatikan bagaimana mereka tak mengerti apa yang sedang mereka ucapkan. Karena anak yang mereka agungkan bukannya hambaku yang mereka hinakan.” … Dan beliau berkata kepadaku, “Kuatkan dirimu, karena engkau orangnya yang diberitahu mengenai misteri ini, untuk mengetahuinya melalui pewahyuan, bahwa dia yang disalib adalah yang sulung, dan rumah dari para iblis … Sedangkan dia yang berdiri di dekatnya adalah Juru Selamat yang hidup, yang mereka tangkap dan kemudian mereka lepaskan, yang berdiri gembira memandangi mereka yang berbuat kejam kepadanya, sementara mereka terpecah belah di antara mereka sendiri.”

Kesimpulan
Sementara kutipan teks di atas agak sukar untuk dimengerti dan ditafsirkan, Apokalipse Peter jelas-jelas menolak pemikiran bahwa Yesus Kristus disalib, meskipun nampaknya demikian bagi kebanyakan yang melihatnya. Dalam hal ini, Apokalipse Peter mendukung pernyataan Al-Qur’an mengenai peristiwa penyaliban, dan sama sekali berbeda dari ortodoksi Kristen tradisional.
---------------------------------------------------
Qur’an An-Nisa:157
“Dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bentuk Bumi Dalam Qur'an

Bentuk Bumi Bulat (Arti Kata KAWARA dan DAHAHA) Dahulu kala, orang percaya bahwa bumi datar. Berabad-abad, manusia takut untuk bepergian terlalu jauh, jika melanggar maka akan terjatuh di pinggiran bumi. Sir Francis Drake adalah orang pertama yang membuktikan bahwa bumi bulat setelah berlayar mengitarinya di tahun 1597. Perhatikan ayat Quran tentang perubahan siang dan malam. "Tidakkah engkau melihat bahwa Allah memasukkan malam kedalam siang dan memasukkan siang kepada malam?"[Al-Qur'an 31:29] Kata 'memasukkan' disini mengandung pengertian bahwa malam secara perlahan berubah kedalam siang, demikian pula sebaliknya.Fenomena ini hanya bisa terjadi jika bumi berbentuk bulat. Jika bumi datar, maka perubahan antara siang dan malam akan seketika, tidak perlahan-lahan.      Ayat berikut juga menyinggung bahwa bentuk bumi bulat. "Dia ciptakan langit dan bumi dengan benar. Dia menggulungkan malam pada siang, dan menggulungkan siang atas malam ."[Al-Qur'

Gunung Sebagai Pasak

Ayat Al-Quran Tentang Gunung: Sumber: www.islam-guide.com Alih Bahasa: T.J. Sagwiangsa Sebuah buku yang berjudul Earth  merupakan textbook rujukan mendasar di banyak universitas di seluruh dunia.  Salah seorang pengarangnya adalah Professor Emeritus Frank Press.  Dia merupakan Penasehat Sains bagi Presiden Amerika Serikat terdahulu Jimmy Carter, dan menjabat selama 12 tahun sebagai Direktur di National Academy of Sciences, Washington, DC. Bukunya menyatakan bahwa gunung-gunung memiliki akar di bawahnya. 1   Akar-akar ini tertancap dalam di dalam tanah, karenanya, gunung-gunung memliki bentuk seperti sebuah pasak  (lihat Gambar 7, 8, dan 9).   Gambar 7:  Gunung-gunung memiliki akar yang dalam di bawah permukaan tanah. ( Earth , Press dan Siever, hal. 413.) Gambar 8:  Penampang skematik.  Gunung-gunung, seperti halnya pasak, memiliki akar yang tertancap di dalam tanah ( Anatomy of the

Siapa Pengarang Perjanjian Baru?

Kitab Perjanjian Baru Alih bahasa dari: The New Testament Oleh: Dr. Lawrence Brown, M.D. www.TrueToJesus.com Keduanya membaca Al Kitab siang dan malam, Yang kaubaca hitam sedangkan bagiku putih -          Mark Twain, Letters from Earth, Vol. II Tentu saja, sikap sentimen Blake di atas bukan sesuatu yang baru. Kitab Perjanjian Baru mengandung banyak ketidakkonsistenan yang menelurkan beragam interpretasi, keyakinan, agama yang memusingkan, yang kesemuanya dinyatakan berlandaskan Al Kitab. Dan kita pun menemukan satu pengarang yang mengusulkan hasil pengamatan yang menghibur: Anda bisa dan tidak bisa, Anda harus dan tidak harus, Anda akan dan tidak akan, Dan Anda akan dikutuk jika Anda melakukannya, Dan Anda akan dikutuk jika Anda tidak melakukannya.[1] Mengapa banyak ragam sudut-pandang? Pertama, kelompok-kelompok teologi yang berbeda berselisih pendapat mengenai kitab yang mana yang harus dimasukkan kedalam Al-Kitab. Naskah apokrip (tak jelas siapa